Popular Products
-
Lirik Shalawat "Yaa Habibana Abdurrahman Assegaff" Yaa Habibana Yaa Habibana Abdurohman Assegaf Yaasaqona YaasaqonaYahoriqil ...
-
Syair Kisah sang Rasul رَاحَتِ الأَطْياَ رُ تَشْدُ و فيِ لَياَ لىِ المَوْلِدِ وَبَرِيقُاالنُّورِ يَبْدُو مِنْ مَعَانىِ ...
-
Makam Raden Mas Hanggawana Raden Mas Hanggawana menggantikan tugas dari bapaknya, Ki Gede Sebayu yang telah wafat. Kepemimpinan Raden Mas...
-
Nama Pondok Pesantren : “Ribath Nurul Hidayah” Alamat : Jl. Masjid Baiturrahim ...
-
Toko Buku B3,1 , Toko Buku Islami di Bukalapak Dari Tegal Monggo, barangkali mau liat-liat atau belanja buku tapi malas ke tokonya, bi...
-
Budaya Tegal - Tari Topeng Endel Indonesia punya banyak ragam budaya tari. Dan Tegal punya salah satu tarian khas. Tari Topeng Endel. Ta...
-
SYI'IR TANDA KIAMAT`` ``Shalatullahimaa Laahat Kawwakib`` ``Allaahmad Khairii Man Rakkibannajaib . . . ``Ono Bebek Podo Ngla...
-
ASSALAMU’ALAIK Assalamu’alaik Zainal Anbiya Assalamu’alaik Atqol Aqiya Assalamu’alaik Assalamu’alaik Assalamu’alaik Ahmad Yaa Habiibi...
-
Habib Syech - Berkah Sholawat Uripe Nikmat Lirik Syair Berkah Sholawat Uripe Nikmat Sholatullah Salamullah ‘Alaa Thoha Rosulillah...
-
Galeri Batik Apsara Apsara adalah sebuah galeri yang menyediakan Batik Tulis Tegal yang berada di Slawi, Kab...
Women Clothes
Toko Buku B3,1K
Label:
Info
Situs Watu Lumpang Mbah Beji Balapulang Tegal
Pada hari Kamis tanggal 9 Mei 2013 melaksanakan hasil musyawarah anggota LMDH Manggala Dharma desa Balapulang Kulon
Kec. Balapulang Kab. Tegal, telah sepakat untuk Nguri – uri (Menjaga
dan melestarikan) cagar budaya peninggala Pra Sejarah Situs Purbakala
Watu Lumpang sebagai kelanjutan tradisi lokal yang telah ada sebelumnya
dan menjaga nilai sejarahnya, yang terdapat di lokasi / kawasan Beji
(Mbah Gede Beji) desa Balapulang Kulon Kec. Balapulang Kab. Tegal, di
bawah rerimbunan tanaman Jati wilayah Pangkuan Hutan Perum Perhutani
Petak 84 luas 0,1 Ha merupakan Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) RPH
Kaligimber BKPH Margasari KPH Balapulang.
Daerah tersebut rencananya akan dikembangkan menjadi Obyek Wana Wisata Khusus “Watu Lumpang” bekerja sama dengan Perhutani KPH Balapulang.
Sejarah singkat Situs Watu Lumpang Beji
Keberadaannya luput dari perhatian orang, menurut kajian secara umum dan ilmiah, sebenarnya batu tersebut merupakan tempat pemujaan (mengagungkan) arwah nenek moyang pada zaman prasejarah sedangkan masa Megalitikum berfungsi sebagai alat menumbuk hasil bumi sehari-hari : Padi, Jagung, dll, juga sebagai sarana menghormati dan menghargai kesuburan tanah (lambang kesuburan / Lingga Yoni) yang telah dilimpahkan penguasa alam (Tuhan) terhadap daerah ini :- Berupa artefak batu lumpang 2 buah (tinggal 2 buah yang 1 telah hilang di jamah tangan-tangan jahil ukuran diameter 45 Centimeter), yang terbesar diameter ± 100 Centimeter, tinggi ± 50 Centimeter dibagian tengah terdapat cekungan berbentuk tabung dengan diameter ± 25 Centimeter dengan kedalaman ± 20 Centimeter.
- Luas keseluruhan situs ± 5 x 5 m, rencana akan diperluas menjadi 10 x 10 m
Informasi warga setempat lokasi Watu Lumpang merupakan Kawasan Beji (Mbah Gede Beji) dahulu pada tahun 1930 sampai dengan akhir tahun 1992-an di lokasi Watu Lumpang sering digunakan sebagai tempat prosesi berdoa tahlil masal 30 orang sampai dengan ratusan orang penduduk sekitar Balapulang Kulon melaksanakan Sedekah Bumi dan meminta hujan (Bebarit) serta memohon keselamatan, keberkahan bagi masyarakat Balapulang Kulon dan sekitarnya, dengan sesaji 3 kepala Kambing dan Nasi Tumpeng dari swadaya warga masyarakat dipimpin oleh Lebe dan Juru Kunci, salah satunya dipimpin oleh Mbah Tal, Ulu-ulu (Petugas pengatur pengairan tahun 1950-an), melalui prosesi do’a diteruskan mengisi Watu Lumpang dengan air sumur yang berada di lokasi tersebut setelah berdoa bersama dan di akhiri dengan memercikkan air ke udara maka seketika mendung pun menghitam dicakrawala lalu turun hujan.
Dahulu di sekitar lokasi situs terdapat pohon Jambu Krukut (di dalam benteng) konon tumbuh dari batu Alu /penumbuk padi yang di tancapkan, juga terdapat sumur, kubangan air (rawa) yang berisi ikan Lele dan Belut, dan di kelilingi tumbuhan Wlingi (Bahan untuk bikin ayaman tikar).
Nara Sumber
- Mbah Toyib lahir tahun 1919, usia 94 tahun mantan pamong desa Balapulang Kulon.
- Mbah Sochemi lahir tahun 1944, usia 69 tahun.
- Mbah Kadar lahir tahun 1953, usia 60 tahun, keturunan lurah Sarjo.
- Mudjiono
- M. Zaeni
- Sugeng Priono, AMd
- Suprapto
Dari jalan raya depan Kantor Perum Perhutani KPH Balapulang 200 m (Jembatan ke-2 belok kanan) dari jalan raya masuk hutan Perhutani ± 1 km.
Di mohon bagi siapa saja yang mengetahui informasi sejarah Watu Lumpang untuk berbagi informasi dengan LMDH kami. HP. 087830339010, 081326373750, 081326201624
(Dikutip kembali dari berbagai sumber)
(Red/SG)
terima kasih atas kunjungannya dan juga sudah membaca.
jangan lupa untuk baca tentang tegal lainnya disini
Sumber: LMDH Manggala Dharma
infotegal.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar